Kamis, 22 April 2010

Selamatkan Bumi Demi Kelangsungan Hidup Kita Bersama

Oleh: Hendra Darmawan

Bumi tempat kita hidup untuk menjalankan berbagai rutinitas, kini kondisinya sudah semakin mengkhawatirkan. Ibarat manusia, bumi sedang sakit parah.

Berbagai kerusakan terjadi dimana-mana. Lihatlah, bagaimana kondisi hutan kita yang setiap tahun terus menurun jumlahnya akibat adanya pembalakan hutan secara liar (illegal logging) dan kebakaran hutan, baik yang disengaja maupun yang tidak.

Belum lagi jika kita melihat banyaknya hutan dan lahan hijau yang telah beralih fungsi menjadi bangunan villa, kantor, mall, ruko dan gedung-gedung pencakar langit, semakin menegaskan kepada kita betapa semena-menanya manusia memperlakukan alam, tanpa memikirkan dampak yang ditinggalkan.

Padahal keberadaan hutan sangat penting, bukan hanya bagi kehidupan manusia sebagai paru-paru dunia dan penyerap air, tetapi juga bagi kehidupan makhluk (ekosistem) lain yang hidup di dalamnya. Tapi karena keserakahan manusia demi memenuhi kebutuhan hidupnya, hutan-hutan pun dibabat seliar-liarnya.

Saat ini jumlah kerusakan hutan di Indonesia telah mencapai pada tingkat yang sangat parah. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh berbagai LSM serta badan milik pemerintah (WALHI, YPLH, Pioner, Greanpeace dan Perhutani), saat ini lahan di pulau Jawa yang masih tertutup hutan hanya tinggal 4 persen saja. Jumlah tersebut sangat jauh dari batas minimal yang telah distandarkan, yaitu sekitar 30 persen dari luas seluruh kepulauan Jawa. Selama sepuluh tahun terakhir, tingkat kerusakan hutan di Indonesia telah mencapai dua juta hektar per tahun. Hingga saat ini, Indonesia telah kehilangan hutan aslinya sebanyak 72 persen. Penebangan hutan Indonesia yang tidak terkendali selama puluhan tahun telah menyebabkan penyusutan hutan tropis secara besar-besaran.

Akibat Pemanasan Global

Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan. Padahal bencana tanah longsor yang terjadi di Banjarnegara, Jawa Tengah serta banjir bandang di Jember, Jawa Timur telah memberikan pelajaran yang berharga bagi pemerintah, masyarakat dan kita semua bahwa akibat penebangan hutan yang tidak terkendali telah mendatangkan bencana bagi kehidupan manusia. Banjir setiap waktu datang melanda, menenggelamkan rumah, harta benda, sawah, ternak dan juga telah banyak merenggut korban jiwa.

Begitu juga dengan berbagai bencana tanah longsor yang pernah terjadi di berbagai daerah di negara kita. Bencana-bencana tersebut merupakan fenomena alam, namun semuanya tidak terlepas dari ulah manusia. Bencana banjir bandang dan tanah longsor terjadi akibat penebangan liar yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun,

Semuanya itu merupakan akibat tidak adanya tindakan tegas pihak-pihak berwenang terhadap aksi penebangan liar di hutan sekitar lokasi bencana. Tapi sayangnya, manusia tidak juga sadar atas berbagai tindakan yang telah dilakukannya telah mendatangkan kerugian bagi kehidupannya sendiri. Hingga kini pembalakan hutan dan pengalihfungsian lahan pertanian menjadi bangunan-bangunan beton dan untuk kompleks perumahan masih saja terus terjadi. Kini keadaan bumi semakin parah.

Penggundulan hutan menjadikan udara semakin gerah dan semakin panas. Sekali lagi, ini membuktikan kepada kita bahwa sesungguhnya bumi sebagai rumah dan habitat bagi kehidupan manusia dan makhluk-makhluk hidup lain yang ada di dalamnya juga dapat mengalami gangguan. Karena keterbatasan sumber daya yang dimilikinya, bumi juga bisa berada diambang kehancuran, apabila manusia tidak ekstra hati-hati dalam memanfaatkannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Begitu juga dengan terjadinya pemanasan global yang sudah banyak memberikan dampak buruk bagi kehidupan manusia, tidak juga dapat menyadarkan kepada kita untuk segera menyelamatkan bumi yang sudah semakin tua ini dari bahaya kehancuran. Akibat keserakahan dan kecerobohan manusia yang terus menerus mengeksploitasi alam secara besar-besaran, penggunaan teknologi yang tidak ramah lingkungan dan adanya pembangunan yang tidak mem pertimbangan ketersediaan sumber daya alam di masa mendatang telah menimbulkan kerusakan. Kini kondisi bumi semakin kacau. Efek penggunaan rumah kaca telah menimbulkan pemanasan global dan menyebabkan perubahan iklim. Suhu di permukaan bumi pun semakin meningkat dan berdampak pada melelehnya (mencairnya) gunung-gunung es di kutub yang pada akhirnya akan mengakibatkan naiknya permukaan air laut.

Pada 28 Februari 2008 yang lalu, dunia sudah dibuat terhentak oleh adanya sebuah pemberitaan dari para peneliti yang menyebutkan bahwa lapisan es di semenanjung Wilkins di Antartika, yang selama ini menjadi lapisan es abadi sudah mulai mencair dengan kecepatan yang sangat mengejutkan. Hal ini terjadi karena meningkatnya suhu dan pemanasan global. Jika kondisi ini terus dibiarkan, maka dikhawatirkan akan menenggelamkan pulau-pulau kecil yang ada di muka bumi.

Selain itu, pemanasan global juga dapat mengakibatkan dampak yang serius bagi lingkungan biogeofisik, seperti meningkatnya curah hujan, terjadinya banjir, punahnya flora dan fauna tertentu dan munculnya berbagai penyakit hingga berujung pada kematian. Di Indonesia sendiri, dampak kenaikan permukaan air laut secara signifikan telah menyebabkan luas hutan tropis semakin berkurang, baik akibat kebakaran hutan maupun akibat adanya penebangan liar.

Upaya Penyelamatan Bumi

Dengan melihat kondisi bumi yang sangat mencemaskan dewasa ini, sudah seharusnyalah kita dapat tergerak melakukan tindakan-tindakan yang berguna untuk menyelamatkan bumi yang kita cintai ini dari bahaya kehancuran. Kalau tidak kita, lalu siapa lagi yang akan menyelamatkan bumi ini? Oleh karenanya, setiap tanggal 22 April yang telah ditetapkan sebagai Hari Bumi, seharusnya dapat dijadikan sebagai momentum untuk mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat yang cenderung mengeksploitasi bumi secara sembarangan dengan penuh keserakahan, menjadi pola pikir dan perilaku yang berorientasi pada penyelamatan bumi dan seisinya. Caranya adalah dengan memanfaatkan semua yang ada di bumi secermat dan sehati-hati mungkin. Karena kita hidup di bumi ini tidak cuma untuk hari ini, tetapi juga untuk hari esok. Jadi kita juga harus memikirkannya untuk kelangsungan hidup anak cucu kita di masa yang akan datang.

Melalui peringatan Hari Bumi, seharusnya dapat menggugah kesadaran kita tentang kondisi bumi yang sudah semakin parah, sehingga perlu adanya upaya dan tindakan yang harus segera dilakukan secepat mungkin untuk menyelamatkan bumi dari bahaya kehancuran yang lebih parah lagi, seperti melakukan penghijauan melalui penanaman bibit pohon. Karena penghijauan merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi dampak pemanasan global dan perubahan iklim yang sedang terjadi di bumi. Penanaman pohon kembali juga berfungsi untuk memperbaiki resapan air, menjaga kesejukan udara, serta menciptakan keseimbangan dan keserasian lingkungan fisik sehingga tercipta lingkungan yang sehat, indah dan nyaman bagi kehidupan.

Cara lain yang juga dapat dilakukan untuk mengatasi dampak pemanasan global dan perubahan iklim yang sedang terjadi di bumi adalah dengan tidak membuang sampah sembarangan (terutama yang berbahan kaleng dan plastik) di areal pemukiman termasuk sungai, memilih kendaraan yang menggunakan bahan bakar beroktan rendah (bahan bakar yang paling efisien) sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. Dan yang terpenting adalah mengurangi (kalau bisa menghindari) peng gunaan efek rumah kaca karena dapat berdampak pada meningkatnya suhu di permukaan bumi. Maka mulailah melakukan perbaikan dan pencegahan untuk menyelamatkan bumi dari bahaya kehancuran. Jangan biarkan bumi semakin parah.

Bagaimanapun bumi adalah tempat kita berdiam dan tempat kita bertahan hidup. Apapun yang kita lakukan asal berorientasi pada upaya penyelamatan dan perlindungan bumi ini, pasti akan berbuah kebaikan. Sudah seharusnya bumi kita perhatikan, kita sayangi, kita cintai dan kita jaga keutuhannya. Karena hanya dengan menanamkan kesadaran kepada seluruh masyarakat yang disertai dengan adanya tindakan nyata untuk menjaga dan merawat lingkungan hidup, maka kelangsungan hidup manusia di muka bumi ini dapat terus terjaga. ***

Penulis, penyuka seni dan pemerhati masalah sosial politik. Email : hendra_darmawan1234@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar