Kamis, 29 Maret 2012
Lubang Hitam Bisa Melemparkan Planet
Yunanto Wiji Utomo | Benny N Joewono | Senin, 26 Maret 2012 | 06:46 WIB
MASSACHUSETS, KOMPAS.com — Simulasi komputer menunjukkan bahwa gravitasi lubang hitam bisa melemparkan planet keluar dari orbitnya.
Planet yang terlempar lumrahnya akan bergerak dengan kecepatan 11-16 juta km per jam. Namun, bisa saja kecepatan mencapai 48 juta km per jam.
"Planet-planet itu akan menjadi benda tercepat yang bergerak di galaksi kita," kata Avi Loeb, peneliti di Harvard Smithsonian Center for Astrophysics di Massachusets, Amerika Serikat, seperti dikutip BBC, Jumat (23/3/2012).
Perlu diketahui, dengan kecepatan itu, planet bergerak 450 kali lebih cepat daripada kecepatan revolusi Bumi mengelilingi Matahari. Dengan kecepatan itu, manusia bisa pergi dari London ke New York hanya dalam waktu kurang dari 1/2 detik, atau bisa pergi ke Bulan dalam waktu hanya 30 detik.
Bagaimana planet bisa terlempar?
Peristiwa ini bisa dialami oleh planet yang ada dalam sistem bintang ganda atau tata surya yang memiliki dua bintang.
Jika tata surya tersebut ada di dekat lubang hitam, maka lubang hitam akan memakan salah satu bintang. Sementara itu, bintang lain akan terlempar jauh dengan kecepatan super-tinggi.
Planet-planet pengorbit bintang yang dimakan itulah yang bisa terlempar.
Menurut para astronom, terlemparnya planet ini pernah diobservasi tujuh tahun lalu. Astronom mendeteksi adanya benda angkasa yang bergerak keluar dari Bimasakti dengan kecepatan 2,4 juta km per jam.
Sumber :BBC
Senin, 24 Mei 2010
Kenangan Fisika kelas B
Rekan-rekan Fisika B, mari aplikasikan yang sudah kita dapat dari P4TKIPA Bandung dan jangan lupa persiapkan diri untuk pelatihan berikutnya,
Minggu, 23 Mei 2010
Ainun Habibie dimakamkan di TMP Kalibata, Selasa
Minggu, 23/05/2010 21:16:25 WIB
Oleh: A. Dadan Muhanda
JAKARTA (Bisnis.com): Jenazah almarhuman Hasri Ainun Habibie akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, pada Selasa siang, 25 Mei. Informasi yang diperoleh dari Sekretariat Wapres menyebutkan Jenazah akan tiba di Bandara Halim Perdana Kusumah pada pukul 05.00 WIB.
Jenazah kemudian akan dibawa ke rumah duka di Jalan Patra Kuningan XIII/3 Kompleks Pertamina Jakarta Selatan. “Jenazah kemudian akan disemayamkan di kediaman untuk penghormatan terakhir. Pukul 11.00, jenazah kemudian diberangkatkan ke TPM Kalibata,” ujar Yopie Hidayat, Juru Bicara Wakil Presiden Boediono kepada Bisnis.com, malam ini.
Yopie mengatakan Boediono ditugaskan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Koordinator persiapan pemakaman mantan ibu negara itu. Boediono semula diagendakan akan memimpin upacara pemakaman karena Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada hari itu rencananya berangkat menuju Oslo, Norwegia, Eropa, untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim.
Namun, kata Yopie agenda itu bisa saja berubah karena masih bersifat sementara. “Sementara tetap presiden yang menjadi inspektur upacara. Pak Boediono mengkoordinasikan persiapannya,” ujarnya.
Hasri Ainun Habibie, istri mantan Presiden RI ke-3, BJ Habibie, meninggal di rumah sakit Ludwig-Maximilians-Universitat, Klinikum Gro`hadern, Munchen, Jerman, pada pukul 17.30 waktu Jerman, kemarin.
berita terkait Habibie Sebut Istrinya My Little Angel
Pesawat Penjemput Jenazah Ainun Habibie Berangkat Dini Hari
Ainun Habibie Dikebumikan Selasa
Jumat, 21 Mei 2010
Awas, Buah & Sayur Bisa Picu Gangguan Mental
By Pipiet Tri Noorastuti, Lutfi Dwi Puji Astuti - Jumat, 21 Mei
VIVAnews - Penelitian baru menunjukkan bahwa paparan pestisida yang digunakan pada makanan anak-anak seperti stroberi segar, seledri bisa meningkatkan risiko Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) pada anak.
Seperti dikutip dari laman Modernmom.com, para ilmuwan di AS dan Kanada menemukan bahwa anak-anak dengan tingkat residu pestisida yang tinggi dalam urin mereka, rentan mengalami ADHD.
ADHD adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktifitas motorik anak-anak. Gangguan ini berdampak pada masalah mental seperti cara berpikir, bertindak dan merasa. Anak-anak yang mengalaminya akan bermasalah dengan konsentrasi dan pemusatan pikiran. Seperti memicu anak hiperaktif.
Anak-anak dengan tingkat lebih tinggi dari rata-rata satu penanda pestisida memiliki risiko dua kali lipat terdiagnosis ADHD. "Saya pikir itu cukup signifikan, penggandaan adalah efek yang kuat, "kata Maryse F Bouchard, seorang peneliti di University of Montreal di Quebec dan penulis utama dari studi yang dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics.
Lantas, apa yang harus orangtua lakukan untuk menghindari ADHD pada anak? "Saya menganjurkan agar para orangtua lebih banyak memberikan anak-anak makanan organik," ujar Bouchard. "Saya juga akan merekomendasikan mencuci buah dan sayuran sebanyak mungkin."
Menurut kajian National Academy of Sciences pada 2008, 28 persen sampel blueberry beku, 25 persen sampel stroberi segar, dan 19 persen sampel seledri mengandung residu pestisida. Paparan pestisida kebanyakan berasal dari buah-buahan dan sayuran segar. (wm)
VIVAnews - Penelitian baru menunjukkan bahwa paparan pestisida yang digunakan pada makanan anak-anak seperti stroberi segar, seledri bisa meningkatkan risiko Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) pada anak.
Seperti dikutip dari laman Modernmom.com, para ilmuwan di AS dan Kanada menemukan bahwa anak-anak dengan tingkat residu pestisida yang tinggi dalam urin mereka, rentan mengalami ADHD.
ADHD adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktifitas motorik anak-anak. Gangguan ini berdampak pada masalah mental seperti cara berpikir, bertindak dan merasa. Anak-anak yang mengalaminya akan bermasalah dengan konsentrasi dan pemusatan pikiran. Seperti memicu anak hiperaktif.
Anak-anak dengan tingkat lebih tinggi dari rata-rata satu penanda pestisida memiliki risiko dua kali lipat terdiagnosis ADHD. "Saya pikir itu cukup signifikan, penggandaan adalah efek yang kuat, "kata Maryse F Bouchard, seorang peneliti di University of Montreal di Quebec dan penulis utama dari studi yang dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics.
Lantas, apa yang harus orangtua lakukan untuk menghindari ADHD pada anak? "Saya menganjurkan agar para orangtua lebih banyak memberikan anak-anak makanan organik," ujar Bouchard. "Saya juga akan merekomendasikan mencuci buah dan sayuran sebanyak mungkin."
Menurut kajian National Academy of Sciences pada 2008, 28 persen sampel blueberry beku, 25 persen sampel stroberi segar, dan 19 persen sampel seledri mengandung residu pestisida. Paparan pestisida kebanyakan berasal dari buah-buahan dan sayuran segar. (wm)
Kamis, 06 Mei 2010
66 Guru ASEAN Ikut Pelatihan
LEMBANG,(GM)-
Sebanyak 66 guru perwakilan dari 12 negara ASEAN mengikuti Training Course Science Classroom Supervision and Science Laboratory Management, di Hotel Takasimaya Lembang, Kab. Bandung Barat, dari 20 April-9 Mei 2010.
Peserta berasal dari Indonesia, Thailand, Filipina, Laos, Myanmar, Malaysia, Brunei, Kamboja, Singapura, Vietnam, dan Timor Leste. Acara dibuka pada Selasa (20/4) malam oleh Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) Kementerian Pendidikan Nasional, Baedhawi.
Pada kesempatan itu, hadir pula Kepala Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (P4TK) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Sediono Abdullah, dan Kabid SMA Disdikpora Kab. Bandung Barat, Wawan Kuswandi mewakili Bupati Bandung Barat, Abubakar.
Indonesia dipilih sebagai tuan rumah kegiatan yang diprakasai Depdiknas dan Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO) ini, menurut Baedhawi, merupakan kepercayaan sekaligus kebanggaan. Apalagi saat ini Indonesia menjadi negara yang paling banyak memiliki pusat pendidikan/center dengan 6 pusat pendidikan dari 18 pusat pendidikan yang ada di negara-negara ASEAN.
"Pusat pendidikan yang ada di Indonesia adalah Biotropical Center di IPB, Tropmedical (Nutrisi) di UI, Seamolek di UT Jakarta, Sains di Bandung, Language di Jakarta, dan Matematika Center di Yogyakarta," ungkap Baedhawi.
Menurutnya, keberadaan pusat pendidikan di Indonesia dapat membantu negara lain untuk mengembangkan pendidikan. "Melalui keberadaan center-center tersebut, Indonesia memiliki potensi dan peran dalam pengembangan dunia pendidikan di ASEAN," tuturnya.
Ia mengharapkan, agenda penyelenggaraan yang kedua ini dapat melahirkan guru-guru yang profesional di bidangnya dengan kemampuan pengetahuan, penelitian, dan pengembangan, serta jaringan guru-guru se-ASEAN.
Selain dibekali training class, peserta juga akan dibekali ilmu dengan praktik kunjungan ke sekolah-sekolah. Di akhir kegiatan, peserta akan mendapatkan sertifikat sebagai bukti mereka memiliki kelebihan pengetahuan internasional.
Kepala P4TK IPA, Sediono Abdullah menambahkan, guru-guru yang ikut pelatihan dari mulai guru SD hingga SMA. Paling tidak mereka telah memiliki pengalaman 5-6 tahun mengajar, sehingga ketika terlibat dalam pelatihan sudah tinggal proses pemantapan materi.
"Kegiatan ini rutin diselenggarakan setiap tahun untuk peningkatan skill dan kemampuan guru-guru di negara ASEAN. Diharapkan dengan keterlibatan 11 negara asing, maka sharing ilmu pengetahuan dan penelitian dapat dilakukan lintas negara dalam menjawab tantangan dunia pendidikan secara global," ujar Sediono. (B.104)**
Sebanyak 66 guru perwakilan dari 12 negara ASEAN mengikuti Training Course Science Classroom Supervision and Science Laboratory Management, di Hotel Takasimaya Lembang, Kab. Bandung Barat, dari 20 April-9 Mei 2010.
Peserta berasal dari Indonesia, Thailand, Filipina, Laos, Myanmar, Malaysia, Brunei, Kamboja, Singapura, Vietnam, dan Timor Leste. Acara dibuka pada Selasa (20/4) malam oleh Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) Kementerian Pendidikan Nasional, Baedhawi.
Pada kesempatan itu, hadir pula Kepala Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (P4TK) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Sediono Abdullah, dan Kabid SMA Disdikpora Kab. Bandung Barat, Wawan Kuswandi mewakili Bupati Bandung Barat, Abubakar.
Indonesia dipilih sebagai tuan rumah kegiatan yang diprakasai Depdiknas dan Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO) ini, menurut Baedhawi, merupakan kepercayaan sekaligus kebanggaan. Apalagi saat ini Indonesia menjadi negara yang paling banyak memiliki pusat pendidikan/center dengan 6 pusat pendidikan dari 18 pusat pendidikan yang ada di negara-negara ASEAN.
"Pusat pendidikan yang ada di Indonesia adalah Biotropical Center di IPB, Tropmedical (Nutrisi) di UI, Seamolek di UT Jakarta, Sains di Bandung, Language di Jakarta, dan Matematika Center di Yogyakarta," ungkap Baedhawi.
Menurutnya, keberadaan pusat pendidikan di Indonesia dapat membantu negara lain untuk mengembangkan pendidikan. "Melalui keberadaan center-center tersebut, Indonesia memiliki potensi dan peran dalam pengembangan dunia pendidikan di ASEAN," tuturnya.
Ia mengharapkan, agenda penyelenggaraan yang kedua ini dapat melahirkan guru-guru yang profesional di bidangnya dengan kemampuan pengetahuan, penelitian, dan pengembangan, serta jaringan guru-guru se-ASEAN.
Selain dibekali training class, peserta juga akan dibekali ilmu dengan praktik kunjungan ke sekolah-sekolah. Di akhir kegiatan, peserta akan mendapatkan sertifikat sebagai bukti mereka memiliki kelebihan pengetahuan internasional.
Kepala P4TK IPA, Sediono Abdullah menambahkan, guru-guru yang ikut pelatihan dari mulai guru SD hingga SMA. Paling tidak mereka telah memiliki pengalaman 5-6 tahun mengajar, sehingga ketika terlibat dalam pelatihan sudah tinggal proses pemantapan materi.
"Kegiatan ini rutin diselenggarakan setiap tahun untuk peningkatan skill dan kemampuan guru-guru di negara ASEAN. Diharapkan dengan keterlibatan 11 negara asing, maka sharing ilmu pengetahuan dan penelitian dapat dilakukan lintas negara dalam menjawab tantangan dunia pendidikan secara global," ujar Sediono. (B.104)**
Senin, 03 Mei 2010
Science Gallery Sabuga, Museum IPTEK-nya Bandung
Siang yang jemu dan panas itu nampaknya tak mempengaruhi seratusan anak-anak Sekolah Dasar untuk beraktivitas. Teriakan kegembiraan mereka terdengar hingga ke seluruh ruangan yang luasnya lebih dari setengah luas lapangan bola. Berlarian ke sana-kemari sembari mencoba-coba beberapa peralatan model, adalah hal yang mereka lakukan.
Anak-anak tersebut bukanlah tanpa kendali karena kepanasan. Mereka malah sedang bermain-main dengan alat-alat ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di Science Gallery Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Jl. Tamansari No. 73, Bandung.
Nanang Nasrullah, pengelola Science Gallery Sabuga, menjelaskan bahwa galeri yang terletak di lantai 4 gedung Sabuga ini, telah ada sejak tahun 1997. Alat peraga yang ditampilkan pun didatangkan dari Amerika dan Jepang. “Karena Amerika memiliki kontrak kerjasama dengan ITB. Sedangkan Jepang merupakan pembangun gedung ini (Sabuga-red),“ tutur Nanang.
Alat-alat peraga yang ada di galeri pun cukup banyak dan lengkap. Pengunjung akan disuguhkan dengan alat-alat peraga fisika yang didatangkan dari Amerika seperti Space Scale, timbangan penunjuk berat badan di planet-planet anggota sistem tata surya; Bernaulli Ball, bola melayang; Whisper Dishes, parabola penghantar suara; Jacob’s Ladder, loncatan listrik dalam tabung tranparasi; dan Bottle Lighting, bola kaca beraliran listrik.
Tak hanya itu saja. Alat-alat peraga mesin yang didatangkan dari Jepang pun ikut melengkapi koleksi Science Gallery Sabuga ini. “Bahkan ada guru SMK yang suka dengan alat peraga mesin di sini lantaran potongannya (mesin-red) rapih dan mempermudah anak SMK mengerti cara kerjanya (mesin-red),” ungkap Nanang.
Di samping alat peraga fisika dan mesin, galeri ini juga memiliki Teater Kubah yang terletak bersebelahan dengan ruang galeri. Berkapasitas 116 tempat duduk, teater ini bakal menyuguhkan film-film iptek 3 dimensi yang tampak nyata, mengagumkan, serta mendebarkan.
Galeri ini dibuka setiap hari ketika ada jadwal kunjungan. Tiket masuknya pun cukup murah, yaitu 16.500 Rupiah per orang. Kalangan pengunjungnya pun beraneka ragam, mulai dari murid Taman Kanak-kanak hingga pelajar Sekolah Menengah Umum dan kejuruan.
Ketika ditanya mengenai materi yang disampaikan, Nanang menyampaikan bahwa materi disampaikan dengan bahasa yang sederhana dan disesuaikan dengan pengunjung. Materi akan lebih kompleks seiring dengan semakin tingginya jenjang pendidikan. “Meskipun sepele, tapi bila dijelaskan kepada anak, jadi wawasan tersendiri,” ungkap Nanang.
berita selengkapnya .............
Langganan:
Postingan (Atom)