Senin, 03 Mei 2010

Science Gallery Sabuga, Museum IPTEK-nya Bandung


Siang yang jemu dan panas itu nampaknya tak mempengaruhi seratusan anak-anak Sekolah Dasar untuk beraktivitas. Teriakan kegembiraan mereka terdengar hingga ke seluruh ruangan yang luasnya lebih dari setengah luas lapangan bola. Berlarian ke sana-kemari sembari mencoba-coba beberapa peralatan model, adalah hal yang mereka lakukan.

Anak-anak tersebut bukanlah tanpa kendali karena kepanasan. Mereka malah sedang bermain-main dengan alat-alat ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di Science Gallery Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Jl. Tamansari No. 73, Bandung.

Nanang Nasrullah, pengelola Science Gallery Sabuga, menjelaskan bahwa galeri yang terletak di lantai 4 gedung Sabuga ini, telah ada sejak tahun 1997. Alat peraga yang ditampilkan pun didatangkan dari Amerika dan Jepang. “Karena Amerika memiliki kontrak kerjasama dengan ITB. Sedangkan Jepang merupakan pembangun gedung ini (Sabuga-red),“ tutur Nanang.

Alat-alat peraga yang ada di galeri pun cukup banyak dan lengkap. Pengunjung akan disuguhkan dengan alat-alat peraga fisika yang didatangkan dari Amerika seperti Space Scale, timbangan penunjuk berat badan di planet-planet anggota sistem tata surya; Bernaulli Ball, bola melayang; Whisper Dishes, parabola penghantar suara; Jacob’s Ladder, loncatan listrik dalam tabung tranparasi; dan Bottle Lighting, bola kaca beraliran listrik.

Tak hanya itu saja. Alat-alat peraga mesin yang didatangkan dari Jepang pun ikut melengkapi koleksi Science Gallery Sabuga ini. “Bahkan ada guru SMK yang suka dengan alat peraga mesin di sini lantaran potongannya (mesin-red) rapih dan mempermudah anak SMK mengerti cara kerjanya (mesin-red),” ungkap Nanang.

Di samping alat peraga fisika dan mesin, galeri ini juga memiliki Teater Kubah yang terletak bersebelahan dengan ruang galeri. Berkapasitas 116 tempat duduk, teater ini bakal menyuguhkan film-film iptek 3 dimensi yang tampak nyata, mengagumkan, serta mendebarkan.

Galeri ini dibuka setiap hari ketika ada jadwal kunjungan. Tiket masuknya pun cukup murah, yaitu 16.500 Rupiah per orang. Kalangan pengunjungnya pun beraneka ragam, mulai dari murid Taman Kanak-kanak hingga pelajar Sekolah Menengah Umum dan kejuruan.

Ketika ditanya mengenai materi yang disampaikan, Nanang menyampaikan bahwa materi disampaikan dengan bahasa yang sederhana dan disesuaikan dengan pengunjung. Materi akan lebih kompleks seiring dengan semakin tingginya jenjang pendidikan. “Meskipun sepele, tapi bila dijelaskan kepada anak, jadi wawasan tersendiri,” ungkap Nanang.

berita selengkapnya .............

Tidak ada komentar:

Posting Komentar