Kamis, 06 Mei 2010

66 Guru ASEAN Ikut Pelatihan

LEMBANG,(GM)-

Sebanyak 66 guru perwakilan dari 12 negara ASEAN mengikuti Training Course Science Classroom Supervision and Science Laboratory Management, di Hotel Takasimaya Lembang, Kab. Bandung Barat, dari 20 April-9 Mei 2010.

Peserta berasal dari Indonesia, Thailand, Filipina, Laos, Myanmar, Malaysia, Brunei, Kamboja, Singapura, Vietnam, dan Timor Leste. Acara dibuka pada Selasa (20/4) malam oleh Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) Kementerian Pendidikan Nasional, Baedhawi.

Pada kesempatan itu, hadir pula Kepala Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (P4TK) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Sediono Abdullah, dan Kabid SMA Disdikpora Kab. Bandung Barat, Wawan Kuswandi mewakili Bupati Bandung Barat, Abubakar.

Indonesia dipilih sebagai tuan rumah kegiatan yang diprakasai Depdiknas dan Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO) ini, menurut Baedhawi, merupakan kepercayaan sekaligus kebanggaan. Apalagi saat ini Indonesia menjadi negara yang paling banyak memiliki pusat pendidikan/center dengan 6 pusat pendidikan dari 18 pusat pendidikan yang ada di negara-negara ASEAN.

"Pusat pendidikan yang ada di Indonesia adalah Biotropical Center di IPB, Tropmedical (Nutrisi) di UI, Seamolek di UT Jakarta, Sains di Bandung, Language di Jakarta, dan Matematika Center di Yogyakarta," ungkap Baedhawi.

Menurutnya, keberadaan pusat pendidikan di Indonesia dapat membantu negara lain untuk mengembangkan pendidikan. "Melalui keberadaan center-center tersebut, Indonesia memiliki potensi dan peran dalam pengembangan dunia pendidikan di ASEAN," tuturnya.

Ia mengharapkan, agenda penyelenggaraan yang kedua ini dapat melahirkan guru-guru yang profesional di bidangnya dengan kemampuan pengetahuan, penelitian, dan pengembangan, serta jaringan guru-guru se-ASEAN.

Selain dibekali training class, peserta juga akan dibekali ilmu dengan praktik kunjungan ke sekolah-sekolah. Di akhir kegiatan, peserta akan mendapatkan sertifikat sebagai bukti mereka memiliki kelebihan pengetahuan internasional.

Kepala P4TK IPA, Sediono Abdullah menambahkan, guru-guru yang ikut pelatihan dari mulai guru SD hingga SMA. Paling tidak mereka telah memiliki pengalaman 5-6 tahun mengajar, sehingga ketika terlibat dalam pelatihan sudah tinggal proses pemantapan materi.

"Kegiatan ini rutin diselenggarakan setiap tahun untuk peningkatan skill dan kemampuan guru-guru di negara ASEAN. Diharapkan dengan keterlibatan 11 negara asing, maka sharing ilmu pengetahuan dan penelitian dapat dilakukan lintas negara dalam menjawab tantangan dunia pendidikan secara global," ujar Sediono. (B.104)**

Tidak ada komentar:

Posting Komentar